Minggu, 15 November 2015

BAB VII METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK



BAB VII
METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK

Standar Kompetensi  : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan AMDAL
Kompetensi Dasar :  Mendeskripsikan AMDAL
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Mengidentifikati prakiraan dampak-dampak kegiatan pembangunan.
2. Menyebutkan  metode identifikasi prakiraan dan evaluasi dampak pembangunan.

A. Metode Identifikasi Dampak
Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk identifikasi dampak. Pengidentifikasian dampak penting sangat berperanan dalam menentukan macam data yang harus dikumpulkan. Metode identifkasi dampak yang dikenal ada tiga macam yaitu : 1) Daftar Uji, 2) Matriks dan 3) Bagan Alir. Ketiga metode tersebut dapat digunakan sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama secara terpadu.
1. Metode daftar Uji
Metode daftar uji terdiri atas daftar uji sederhana, metode daftar kuisioner dan metode daftar uji deskriptif. Adapun contoh daftar uji sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel  Contoh Daftar Uji Sederhana
Fisik
Sosial
1. Geologi
    1.1.Sumber daya mineral
1.2.Stabilitas lereng /gugusan   bahu
1.3.Sifat khas
1.4.Kedalaman sampai lapisan
       tak tembus air.
1.5.Konsolidasi
1.6.Pelapukan/pelepasan zat kimia
1.7.Aktivitas tektonik/vulkanik
2. Tanah
    2.1. Stabilitas lereng
    2.2. Kekuatan Pendukung
    2.3.Daya enyusut/mengembang
    2.4.Kerentanan terhadap frost
    2.5.Erodibilitas

 3. Pelayanan
    3.1. Fasilitas Pendidikan
    3.2. Lapangan Pekerjaan
    3.3. Fasilitas Komersial
     3.4. Pelayanan Kesehatan
     3.5. Pembuangan limbah cair
     3.6.Pembuangan limbah padat
     3.7. Pemasokan air
     3.8. Pemadam Kebakaran
     3.9. Rekreasi
     3.10.Rekreasi
     3.11.Transportasi
4. Keamanan
    4.1.Struktur
    4.2.Lokasi bahaya
    4.3.Keamanan jalan
    4.4.Radiasi ionisasi  

Metode Daftar uji mempunyai keuntungan dalam hal kesederhanaannya. Dalam daftar uji, akan diingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga mengurangi kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kelemahannya, yaitu metode Daftar uji kurang memperhatikan kesesuaian antara proyek dengan lingkungan yang diteliti. Dalam keadaan demikian akan ada butir dalam daftar uji yang tidak relevan dengan proyek yang bersangkutan dan ada pula butir yang relevan tetapi tidak termuat dalam daftar.
Dalam prakteknya, tidak ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis jenis proyek dan di semua lokasi. Oleh karena itu agar dapat berguna, daftar uji harus disusun sesuai dengan maksud dan tujuan, dengan menggunakan informasi dari deskripsi proyek.
2. Metode Matriks
Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak, yaitu aktivitas yang akan dilakukan dalam pembangunan dan faktor lingkungan yang terkena dampak. Dengan demikian dibutuhkan dua faktor uji yaitu :
Ø  Daftar uji aktivitas pembangunan sebagai penyebab dampak.
Ø  Daftar uji faktor lingkungan yang akan terkena dampak
              Adapun contoh metode matrik adalah sebagai berikut : 
              Besar dari dampak yang diduga dinyatakan dengan nilai angka atau skala 1 sampai 10, serta diberi catatan uraian atau kriteria yang jelas dari setiap nilai tersebut. Nilai 1 merupakan besaran terkecil dan nilai 10 sebagai besaran terbesar. Adapun contoh dari metode matrik dapat dilihat pada  tabel sebagai berikut :  

Emisi Potensial:
Sumber:
NOx
CO
SOx
CFC
CO2
Dll
Proses kimia/logam






Pembangkitan tenaga






Pembakaran limbah






Lalu lintas jalan raya







3. Bagan Alir
Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengidentifikasi interaksi antara aktivitas penyebab dampak dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam suatu jaringan (Network), yang meliputi sebab, kondisi, efek. Dalam analisis, jaringan kerja ini diidentifkasikan berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat antara faktor-faktor yang timbul akibat suatu proyek. Metode Bagan alir pertama kali digunakan oleh Sorensen pada  tahun 1971 untuk mengatasi masalah konflik dalam tata guna zona pantai di Kalifornia. 

B. Prakiraan Dampak
 Langkah prakiraan Dampak dapat memiliki kualitas yang beragam. Teknik prakiraan dampak sangat tergantung pada kemajuan tiap ilmu yang digunakan dan penguasaan dari tiap anggota tim atas bidangnya.
 Ada dua hal yang harus dilakukan dalam prakiraan dampak, yaitu :
Pertama, prakiraan kondisi lingkungan pada waktu (“tanpa proyek”) ditandai dengan garis dasar Qdp. Besarnya dampak yang diperkirakan ialah Qdp – Qtp.
Untuk memudahkan pemahaman, maka dampak suatu proyek dapat digambarkan dalam bentuk hubungan antara kualitas lingkungan dengan waktu dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut :
  Keadaan lingkungan


                    
Kualitas                        
Lingkungan
                                                   waktu  

Grafik Keadaan kualitas lingkungan tanpa proyek semakin lama semakin  membaik.
Keadaan lingkungan
 

Kualitas                                
Lingkungan    

                                                                                
waktu

 Grafik Keadaan kulaitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke waktu jika tidak ada proyek.
Keadaan lingkungan
 

Kualitas                    
Lingkungan       
                                                       
                                                      tanpa proyek
                           
                                                        t                      Waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin merosot setelah dibangun proyek pada waktu t

                                                        Dengan  Proyek
Kualitas
Lingkungan          
                                                            tanpa proyek
                                                        
                                                       t                        waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin membaik setelah dibangun proyek.

Kualitas
Lingkungan                                dengan atau tanpa proyeek                                                                                               
                                                       

    t                 waktu


       Grafik   Keadaan lingkungan yang tidak terpengaruh oleh adanya proyek.
                    
  Sebagian prakiraan  dampak dapat dikaji secara kuantitatif. Banyak usaha telah dilakukan untuk membuat prakiraan menjadi lebih obyektif dan ilmiah. Prakiraan dampak secara kuantitaif dilakukan dengan model matematis tertentu. Beberapa persamaan matematis yang dipakai untuk matematis suatu prakiraan dampak sebagai berikut :
        1. Dampak industri terhadap  laju pertumbuhan penduduk,
            jika tidak ada laporan statistik maka nilai r dihitung dengan persamaan:
           
Pt = Po (1+r)t
       
             Pt  =   penduduk saat t tertentu
             Po =   jumlah penduduk mula-mula
             r    =   laju pertumbuhan penduduk
             t    =   waktu perubahan

        2. Penggusuran penduduk
Jumlah penduduk yang tergususr oleh proyek dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
           
Y = Pf + Pe
          Dengan:
                 Y   = jumlah total orang tergusur
                 Pf  =  jumlah orang yang tergusur secara fisik
                 Pe  = jumlah orang yang tergusur secara ekonomis
            Pf dan Pe dihitung dari rumus umum pertumbuhan penduduk :
            Pt    = Po (1+r)t

Problem solving:
Dengan mengkaji peta proyek dan melakukan sigi (survey) pada tahun 2000, penduduk yang tinggal didaerah proyek sebanyak 250 KK yang terdiri 1250 jiwa. Disamping itu dengan wawancara diketahui 200 KK yang terdiri atas 1000 jiwa di luar proyek mendapatkan kehidupan dari lahan pertanian yang terkena proyek. Jika diketahui laju rata-rata pertumbuhan  penduduk dengan adanya proyek 4,5 %, berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya pergusuran penduduk pada tahun 2005 ?
            Solusi : r = 0,045
                         t = 5 tahun
            Pf    = Po (1+r)t = 1250 (1+ 0,045)5    = 1557 orang
            Pe   = Po (1+r)t  = 1000 (1+ 0,045)5   =  1246 orang
            Jadi orang yang terkena dampak industri  :
            Y = (1557 + 1246) orang = 2803 orang.
   
            3. Kenaikan Produksi Limbah
             Jika kenaikan produksi limbah (padat) adalah b kg/orang/hari, maka dampak arus urbanisasi terhadap produksi limbah di kota ialah :
          
   Z =  D X . b kg/orang/hari
   
Text Box: Problem solving:
             Berdasarkan metode penilaian cepat WHO tentang sumber pencemaran, produksi limbah sampah padat didaerah berpenghasilan  rendah di Asia Tenggara ialah 0,4 kg/orang/hari (WHO,1982). Jika jumlah orang yang berimigrasi ke kota karena tertarik proyek industri di kota 800 orang,maka tentukan dampak produksi limbah di kota ?   
Solusi  =        Z   =  D X. b
                            = 800 orang  x 0,4 kg / orang/ hari  = 320 kg/hari
         
Disamping beberapa contoh – contoh perhitungan diatas, dalam prakiraan dampak, masih banyak beberapa dampak penting yang dapat diperkirakan secara kuantitatif, diantaranya adalah penurunan hasil produk pertanian, kenaikan tekanan penduduk, kerusakan hutan dan lain-lain.
Dalam amdal, juga dikenal dampak yang bersifat kualitatif. Dampak ini biasanya berada dalam ruang lingkup dampak sosial budaya. Adapun contoh-contoh dampak kualitatif misalnya, tingkat apresiasi masyarakat terhadap hutan lindung, tingkat kemacetan lalu-lintas, depresi masyarakat sekitar, tingkat kebisingan, nilai bentang alam, nilai sosial beras dan lain-lain .      

 C. Evaluasi Dampak
            Evaluasi merupakan langkah yang paling akhir dalam studi proses studi AMDAL sebelum rekomendasi penanganan dampak. Evaluasi adalah sebuah proses untuk menganalisa dampak yang diperkirakan untuk menentukan bobot dan pentingnya suatu dampak.   Beberapa aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting menyangkut kejelasan dan konsistensi tentang :
1.Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan sebagimana dikaji dalam bagian prakiraan dampak penting.
2.Kesimpulan terhadap  hasil telaahan holistik tersebut menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang harus dikelola.
3. Telaahan kausatif (hubungan sebab akibat) dari berbagai jenis dampak penting yang harus dikelola sebagai dasar perumusan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
 Dalam evaluasi dampak, sampai saat ini dikenal dua metode untuk mengevaluasi dampak yang terjadi, yaitu metode informal dan metode formal.
                 1. Metode Informal
Metode informal yang sederhana dilakukan dengan memberi nilai verbal, misalnya kecil, sedang dan besar. Cara lainnya dengan memberi skor dari 1 sampai 10 tanpa patokan yang jelas. Contohnya yaitu pada matriks Leopold. Nilai penting diberi angka 1 sampai 10 dan diisikan ke dalam sel matriks yang menunjukkan interaksi antara besarnya dampak dan nilai pentingnya dampak, misalnya :
                                      
3                     
               
        


               6

Sel itu menunjukkan nilai besarnya dampak dikiri atas (3) dan nilai pentingnya dampak dikanan bawah (6). Pada matriks Leopold, tidak diberikan pedoman yang jelas mengenai cara mendapatkan nilai penting suatu dampak.
Pada cara ini, terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai. Kadar subjektivitas evaluasi sangat tinggi, misalnya pejabat Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung memberi nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak pada marga satwa dibanding seorang pejabat Dirjen Perhubungan Udara.
2. Metode Formal
Metode formal dibedakan menjadi dua  macam, yaitu metode pembobotan dan metode ekonomi.
    a. Metode Pembobotan
   Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit. Misalnya pada metode Battelle. Menurut Battelle, lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial. Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Setiap komponen dibagi dalam indikator dampak. Selanjutnya masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 an 1.
              Prosedur pemberian bobotnya adalah sebagai berikut :
        1. Dipilih sekelompok orang dan dijelaskan kepada mereka secara rinci konsep pemberian bobot dan penggunaannya.
        2. Dibuat daftar kategori dampak. Daftar ini dibuat oleh masing-msing orang  secara mandiri berdasarkan urutan tingkat pentingnya suatu kategori.  
        3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori pertama dalam daftarnya. Kemudian diminta untuk membuat prakiraan nilai kategori kedua dibandingkan dengan yang pertama. Prakiraan ini dinyatakan sebagai desimal antara 0 dan 1.
        4.Setiap orang membuat perkiraan yang serupa untuk berturut-turut kategori ketiga, keempat dan seterusnya.
        5. Rata-rata semua individu dihitung.
        6. Hasil kelompok ditunjukkan kepada semua orang.
        7. Eksperimen diulang dengan kelompok orang yang sama.
        8.Eksperimen diulang dengan kelompok orang lain untuk menguji apakah hasilnya dapat direproduksi.
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode ini harus menggunakan skala internal atau skala nisbah (amalgamasi). Tujuan amalgamasi adalah untuk mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.
Sistem evaluasi lingkungan Battele juga menghasilkan indeks dampak komposit dengan menjumlahkan satuan dampak lingkungan. Indeks dampak komposit dinyatakan dengan :

Dk =  -
Dengan Dk   = indeks dampak komposit
SDLdP  = satuan dampak lingkungan dengan proyek
SDLtP   = satuan dampak lingkungan tanpa proyek

b.Metode ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Misalnya dampak penurunan produksi padi. Misalnya jika sekarang ini dampak penurunan produksi padi ialah 3 ton/ha/bahan dan harga padi adalah Rp. 2000/Kg, maka dampak penurunan produksi tersebut adalah Rp.6000.000 /ha/tahun.
Namun demikian, penerapan metode ini relatif mengalami banyak kesulitan untuk dampak yang sukar diukur dengan nilai uang. Cara yang  umum dipakai adalah dengan memberikan harga bayangan (shadow price) mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional. 
Untuk masalah pencemaran lingkungan, biaya diperlukan untuk pembersihan lingkungan yang tercemar. Biaya tersebut semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada prinsipnya, semua fungsi atau indikator lingkungan dapat diberi harga bayangan. Besarnya harga bayangan dihargai setara dengan uang yang dibutuhkan untuk mengendalikan kualitas dan ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami kerusakan karena kegiatan produksi atau konsumsi  pada baku mutu yang ditentukan.

D. Prosedur Pengumpulan Data
 Dalam Amdal, data diperlukan dalam rangka penyusunan identifikasi dampak, penyajian rona lingkungan, prakiraan dampak  evaluasi dampak hingga pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL /RPL).
 1.  Pertimbangan dalam pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data ada beberapa pertimbangan yang digunakan  untuk memilih teknik pengumpulan data, antara lain.  
a. Macam data yang harus dikumpulkan
Data yang harus dikumpulkan umumnya dikaitkan dengan komponen yang terkena dampak. Dalam penelitian Amdal, yang menjadi fokus hanya komponen yang terkena dampak misalnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar, kesempatan kerja, tingkat kenyamanan, pola hubungan sosial dan lain-lain.
b.Karakteristik sumber data
Kareakteristik sumber data meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis pekerjaan dan lain-lain.
c. Ketersediaan dana, tenaga dan keahlian
2. Proses Pengumpulan Data
     Menurut WHO proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :
          a. Tentukan jumlah, jenis dan luas  daerah penelitian.
 b. Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran dan limbah dalam daerah tersebut.
 c. Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa faktor pencemaran dan faktor limbah dalam lembaran kerja yang sesuai.  
d. Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai data yang diperlukan.
e. Uji silang data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tentukan ketelitiannya.
   f. Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan menjadi satuan yang sesuai dengan yang tertera dalam lembaran kerja.
 Adapun beberapa sumber data di Indoensia yang dapat dipakai untuk mendukung kelengkapan data yang diperlukan dapat dilihat pada tabel.
Tabel Sumber Data di Indonesia
No.
Instantsi
Jenis Data
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Biro Pusat Statistik
Bakorsurtanal
Dinas Topografi Angkatan Darat
LAPAN
Direktoret Volkanologi
Direktorat Sumberdaya Mineral
Puslitbang Geologi
Badan Meteorologi dan Geofisika, Departemen Perhubungan
Pusat Penelitian Tanah
Dinas Hidrografi Angkatan Laut
Puslitbang Pengairan
Data statistik Indonesia
Foto udara, citra satelit,berbagai jenis peta.
Peta Topografi
Citra Satelit
Peta daerah bahaya Gunung api
Peta Mineral
Peta geologi, Seismotektonik
Peta Tataguna Tanah
Data iklim, peta iklim
Peta Tanah
Peta Hidrografi laut
Data air permukaan

            3. Teknik Pengumpul Data
        Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada studi Amdal  antara lain :
        a. Kuesionair
            Kuasionair dapat dibagi dalam dua kategori yaitu langsung dan tidak langsung. Kuesionair secara langsung dilakukan dengan peneliti terjun langsung mewawancarai responden. Sementara itu kuesionair tidak langsung dilakukan dengan membagikan kuesionair kepada responden. Jika telah diisi lengkap, kuesionair dikirim kembali kepada pneliti.
           Beberapa prinsip dalam penyusunan pertanyaan dalam kuesionair antara lain, pertanyaan harus jelas, diusahakan singkat, jangan mengulang pertanyaan dihindari penggunaan istilah –sitilah bias, pertanyaan yang tepat dan sebagainya.
           Survai yang dilakukan dengan wawancara yang dipanah dengan kuesionair dapat menghasilkan data dengan kualitas yang tinggi. Hal ini karena adanya beberapa kelebihan sebagai berikut :
1. Pewawancara dapat mengetahui apakah pertanyaanya dapat dipahami oleh mengetahui apakah pertanyaannya dapat dipahami oleh responden dan apakah jawaban responden relevan dengan pertanyaan.   
2.  Pewawancara dapat  bertanya lebih lanjut kepada responden dalam rangka
    “ Further investigation”
3.Kehadiran pewawancara akan  mempercepat penyelesaian jawaban kuesionair.                 

b. Wawancara
 Tehnik wawancara ada dua  macam, yaitu wawancara bebas dan wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas umumnya  
 Dilakukan saat peneliti melakukan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas pada umumnya dilakukan saat peneliti melakuikan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan pada prinsipnya pedoman pertanyaan hanya dilakukan sebagai pedoman untuk menggali informan yang bersifat umum (masalah banjir, tipe masyarakat lokal, sifat sosial atau jiwa gotong royong respon terhadap ide-ide baru dan sebagainya).
 Pedoman Pertanyaan dapat ditujukan kepada Pemrakarsa proyek, tokoh masyarakat dan masyarakat secara langsung.

c. Observasi
 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang gejala-gejala yang diamati. Observasi dapat dilakukan oleh para peneliti secara langsung, yaitu saat melakukan wawancara penulis dapat melakukan pengamatan tentang lingkungan secara umumdan lingkungan dari responden yang diwawancarai
Beberapa kelebihan tehnik Observasi antara lain :
      1. Peneliti dapat memahami kontens tempat proyek dilakukan .
      2. Peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang tidak mungkin.
          bisa dihimpun melalui wawancara atau kuestioner.
   3.Penulis mampu melihat sesuatu yang rutin  di luar perhatian responden dan sangat berharga sehingga informasi penelitian. 

d. Delphi
Delphi adalah suatu teknik untuk memperoleh masukan dari para ahli dengan melalui suatu proses sehingga tercapai suatu kesimpulan tentang sesuatu. Dalam teknik Delphi, para pakar diminta pendapatnya tentang dampak yang akan terjadi jika suatu usaha diterapkan . Prosesnya dilakukan berulang-ulang, dengan masing-masing pakar tidak saling mengetahui pendapatnya masing-masing. Kesimpulan diambil sendiri oleh penyelenggara Delphi . Teknik Delphi sangat cocok untuk mengidentifikasikasi dan memproduksi dampak suatu usaha / kegiatan.

e.  Diskusi Kelompok Terfokus
Kelompok diskusi terfokus merupakan teknik penelitian dengan cara menyampaikan responden menstimulir diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, aspirasi dan tanggapan secara bebas. Peserta yang berjumlah 5 sampai 6 orang dipilih yang sehomogen mungkin.   
       
D.  Faktor-faktor Penting dalam Amdal
Pelaksanaan Amdal harus dilakukan secermat mungkin agar nantinya sasaran proyek  atau usaha dapat tercepat  dan berkelanjutan. Dalam konsep pembangunan berwawasan lingkungan suatu usaha diharapkan tidaksaja memberikan manfaat, namun juga dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Dalam pelasanaan Amdal, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar hasil Amdal bersifat akurat dan dapat dipercaya. Berdasarkan praktik lapangan, beberapa faktor yang diperhatikan dalam pelaksanaaan Amdal antara lain :
           1. Dalam pengumpulan data harus dilakukan dengan metode yang tepat,baik meliputi data primer (langsung) maupun data sekunder. Jenis data yang diperoleh hendaknya bersifat sahih dan dapat dipercaya (reliabel). Disamping itu data yang disajikan harus relevan dengan masalah yang dipelajari. Kurang fokusnya data terhadap permasalahan yang timbul akan mempersulit penggunaan laporan Amdal bagi para perencanaan dan pemrakarsa pembangunan.
           2. Penyusunan Studi Amdal
Penyusunan Amdal harus dilakukan oleh para ahlu yang berkompeten. Menurut aturan, dan pedoman penyusunan Amdal, ketua  tim penyusun studi Amdal harus bersertifikat Amdal B, sedangkan anggota penyusun lainnya harus mempunyai keahlian  yang sesuai dengan lingkungan studi Amdal yang akan dilakukan .   
 3. Rona lingkungan hidup
Penyajian rona lingkungan hidup di wilayah proyek kegiatan hendaknya dilakukan secara lengkap, cermat dan tepat. Penyajian rona lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan.
          4. Waktu
Penyerahan laporan Amdal hendaknya dilakukan tepat waktu. Keterlambatan laporan Amdal akan menyebabkan kurang berfungsinya Amdal dalam memberikan masukan untuk pengambilan keputusan dalam proses perencanaan.
         5. Persyaratan Proyek
Penyertaan Amdal dalam suatu rencana proyek atau usaha haruslah menjadi bagian intergral izin pelaksanaan proyek. Pernyataan Amdal dalam suatu rencana proyek akan mempermudah dalam pemantauan lingkungan hidup.
6. Adanya komisi Amdal yang berkualitas dan berwibawa. Keberadaan komisi Amdal yang berasal dari pihak  pemerintah untuk menjamin dilaksankannya Amdal sangat diperlukan. Badan Pemerintah tersebut haruslah mempunyai kewenangan untuk mengawasi  pelaksanaan  segala sesuatu yang telah direkomendasikan dalam laporan Amdal. Bahkan jika terjadi penyimpangan  badan pemerintah tersebut harus dapat menegur atau bahkan dapat memerintahkan penghentian suatu proyek.