BAB VII
METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI
DAMPAK
Standar Kompetensi
: Memahami
komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan
dan AMDAL
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan
AMDAL
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik
diharapkan dapat :
1. Mengidentifikati prakiraan dampak-dampak
kegiatan pembangunan.
2. Menyebutkan metode identifikasi prakiraan dan evaluasi
dampak pembangunan.
A.
Metode Identifikasi Dampak
Berbagai macam metode
telah dikembangkan untuk identifikasi dampak. Pengidentifikasian dampak penting
sangat berperanan dalam menentukan macam data yang harus dikumpulkan. Metode
identifkasi dampak yang dikenal ada tiga macam yaitu : 1) Daftar Uji, 2) Matriks
dan 3) Bagan Alir. Ketiga metode tersebut dapat digunakan sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama secara terpadu.
1. Metode daftar Uji
Metode daftar uji
terdiri atas daftar uji sederhana, metode daftar kuisioner dan metode daftar
uji deskriptif. Adapun contoh daftar uji sederhana dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel Contoh Daftar Uji Sederhana
Fisik
|
Sosial
|
1. Geologi
1.1.Sumber
daya mineral
1.2.Stabilitas
lereng /gugusan bahu
1.3.Sifat khas
1.4.Kedalaman
sampai lapisan
tak tembus air.
1.5.Konsolidasi
1.6.Pelapukan/pelepasan
zat kimia
1.7.Aktivitas
tektonik/vulkanik
2. Tanah
2.1. Stabilitas lereng
2.2. Kekuatan Pendukung
2.3.Daya enyusut/mengembang
2.4.Kerentanan terhadap frost
2.5.Erodibilitas
|
3. Pelayanan
3.1.
Fasilitas Pendidikan
3.2. Lapangan
Pekerjaan
3.3.
Fasilitas Komersial
3.4.
Pelayanan Kesehatan
3.5.
Pembuangan limbah cair
3.6.Pembuangan limbah padat
3.7.
Pemasokan air
3.8. Pemadam
Kebakaran
3.9.
Rekreasi
3.10.Rekreasi
3.11.Transportasi
4. Keamanan
4.1.Struktur
4.2.Lokasi
bahaya
4.3.Keamanan
jalan
4.4.Radiasi
ionisasi
|
Metode Daftar uji
mempunyai keuntungan dalam hal kesederhanaannya. Dalam daftar uji, akan
diingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga mengurangi
kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kelemahannya, yaitu metode Daftar
uji kurang memperhatikan kesesuaian antara proyek dengan lingkungan yang
diteliti. Dalam keadaan demikian akan ada butir dalam daftar uji yang tidak
relevan dengan proyek yang bersangkutan dan ada pula butir yang relevan tetapi
tidak termuat dalam daftar.
Dalam prakteknya, tidak
ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis jenis proyek dan di semua lokasi.
Oleh karena itu agar dapat berguna, daftar uji harus disusun sesuai dengan
maksud dan tujuan, dengan menggunakan informasi dari deskripsi proyek.
2. Metode Matriks
Metode ini dilakukan
dengan mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak, yaitu aktivitas yang
akan dilakukan dalam pembangunan dan faktor lingkungan yang terkena dampak.
Dengan demikian dibutuhkan dua faktor uji yaitu :
Ø
Daftar uji
aktivitas pembangunan sebagai penyebab dampak.
Ø
Daftar uji faktor
lingkungan yang akan terkena dampak
Adapun contoh metode matrik adalah sebagai berikut :
Besar
dari dampak yang diduga dinyatakan dengan nilai angka atau skala 1 sampai 10,
serta diberi catatan uraian atau kriteria yang jelas dari setiap nilai
tersebut. Nilai 1 merupakan besaran terkecil dan nilai 10 sebagai besaran
terbesar. Adapun contoh dari metode matrik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Emisi Potensial:
Sumber:
|
NOx
|
CO
|
SOx
|
CFC
|
CO2
|
Dll
|
Proses kimia/logam
|
|
|
|
|
|
|
Pembangkitan tenaga
|
|
|
|
|
|
|
Pembakaran limbah
|
|
|
|
|
|
|
Lalu lintas jalan raya
|
|
|
|
|
|
|
3. Bagan Alir
Pada dasarnya metode
ini berusaha untuk mengidentifikasi interaksi antara aktivitas penyebab dampak
dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam suatu jaringan (Network),
yang meliputi sebab, kondisi, efek. Dalam analisis, jaringan kerja ini
diidentifkasikan berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat antara
faktor-faktor yang timbul akibat suatu proyek. Metode Bagan alir pertama kali
digunakan oleh Sorensen pada tahun 1971
untuk mengatasi masalah konflik dalam tata guna zona pantai di Kalifornia.
B.
Prakiraan Dampak
Langkah prakiraan Dampak dapat memiliki
kualitas yang beragam. Teknik prakiraan dampak sangat tergantung pada kemajuan tiap
ilmu yang digunakan dan penguasaan dari tiap anggota tim atas bidangnya.
Ada dua hal yang harus dilakukan dalam
prakiraan dampak, yaitu :
Pertama,
prakiraan kondisi lingkungan pada waktu (“tanpa proyek”) ditandai dengan garis
dasar Qdp. Besarnya dampak yang diperkirakan ialah Qdp – Qtp.
Untuk memudahkan
pemahaman, maka dampak suatu proyek dapat digambarkan dalam bentuk hubungan
antara kualitas lingkungan dengan waktu dengan beberapa kemungkinan sebagai
berikut :
Keadaan
lingkungan
Kualitas
Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan kualitas lingkungan tanpa proyek semakin
lama semakin membaik.
Keadaan lingkungan
Kualitas
Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan
kulaitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke waktu jika tidak ada
proyek.
Keadaan lingkungan
Kualitas
Lingkungan
tanpa
proyek
t Waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin merosot setelah
dibangun proyek pada waktu t
Dengan Proyek
Kualitas
Lingkungan
tanpa proyek
t waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin membaik setelah
dibangun proyek.
Kualitas
Lingkungan
dengan atau tanpa
proyeek
t waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang tidak terpengaruh
oleh adanya proyek.
Sebagian prakiraan dampak dapat dikaji secara kuantitatif.
Banyak usaha telah dilakukan untuk membuat prakiraan menjadi lebih obyektif dan
ilmiah. Prakiraan dampak secara kuantitaif dilakukan dengan model matematis
tertentu. Beberapa persamaan matematis yang dipakai untuk matematis suatu
prakiraan dampak sebagai berikut :
1. Dampak
industri terhadap laju pertumbuhan
penduduk,
jika
tidak ada laporan statistik maka nilai r dihitung dengan persamaan:
Pt = Po (1+r)t
|
Pt = penduduk saat t tertentu
Po
= jumlah penduduk mula-mula
r =
laju pertumbuhan penduduk
t =
waktu perubahan
2.
Penggusuran penduduk
Jumlah penduduk yang tergususr oleh proyek dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = Pf + Pe
|
Dengan:
Y = jumlah total orang tergusur
Pf =
jumlah orang yang tergusur secara fisik
Pe = jumlah orang yang tergusur
secara ekonomis
Pf
dan Pe dihitung dari rumus umum pertumbuhan penduduk :
Pt = Po (1+r)t
Problem
solving:
Dengan mengkaji peta proyek dan melakukan sigi (survey)
pada tahun 2000, penduduk yang tinggal didaerah proyek sebanyak 250 KK yang
terdiri 1250 jiwa. Disamping itu dengan wawancara diketahui 200 KK yang terdiri
atas 1000 jiwa di luar proyek mendapatkan kehidupan dari lahan pertanian yang
terkena proyek. Jika diketahui laju rata-rata pertumbuhan penduduk dengan adanya proyek 4,5 %,
berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya pergusuran penduduk pada
tahun 2005 ?
Solusi
: r = 0,045
t = 5 tahun
Pf = Po (1+r)t = 1250
(1+ 0,045)5 =
1557 orang
Pe
= Po (1+r)t = 1000 (1+
0,045)5 = 1246 orang
Jadi
orang yang terkena dampak industri :
Y =
(1557 + 1246) orang = 2803 orang.
3. Kenaikan Produksi Limbah
Jika
kenaikan produksi limbah (padat) adalah b kg/orang/hari, maka dampak arus
urbanisasi terhadap produksi limbah di kota ialah :
Z = D X . b kg/orang/hari
|
Disamping beberapa
contoh – contoh perhitungan diatas, dalam prakiraan dampak, masih banyak
beberapa dampak penting yang dapat diperkirakan secara kuantitatif, diantaranya
adalah penurunan hasil produk pertanian, kenaikan tekanan penduduk, kerusakan
hutan dan lain-lain.
Dalam amdal, juga
dikenal dampak yang bersifat kualitatif. Dampak ini biasanya berada dalam ruang
lingkup dampak sosial budaya. Adapun contoh-contoh dampak kualitatif misalnya,
tingkat apresiasi masyarakat terhadap hutan lindung, tingkat kemacetan
lalu-lintas, depresi masyarakat sekitar, tingkat kebisingan, nilai bentang
alam, nilai sosial beras dan lain-lain .
C. Evaluasi Dampak
Evaluasi merupakan langkah yang paling akhir dalam studi proses studi
AMDAL sebelum rekomendasi penanganan dampak. Evaluasi adalah sebuah proses
untuk menganalisa dampak yang diperkirakan untuk menentukan bobot dan
pentingnya suatu dampak. Beberapa aspek
yang dinilai pada evaluasi dampak penting menyangkut kejelasan dan konsistensi
tentang :
1.Telaahan secara
holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami
perubahan sebagimana dikaji dalam bagian prakiraan dampak penting.
2.Kesimpulan
terhadap hasil telaahan holistik
tersebut menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang harus dikelola.
3. Telaahan
kausatif (hubungan sebab akibat) dari berbagai jenis dampak penting yang harus
dikelola sebagai dasar perumusan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
Dalam evaluasi dampak, sampai saat ini dikenal
dua metode untuk mengevaluasi dampak yang terjadi, yaitu metode informal dan
metode formal.
1.
Metode Informal
Metode informal yang
sederhana dilakukan dengan memberi nilai verbal, misalnya kecil, sedang dan
besar. Cara lainnya dengan memberi skor dari 1 sampai 10 tanpa patokan yang
jelas. Contohnya yaitu pada matriks Leopold. Nilai penting diberi angka 1 sampai
10 dan diisikan ke dalam sel matriks yang menunjukkan interaksi antara besarnya
dampak dan nilai pentingnya dampak, misalnya :
3
6
|
Sel itu menunjukkan
nilai besarnya dampak dikiri atas (3) dan nilai pentingnya dampak dikanan bawah
(6). Pada matriks Leopold, tidak diberikan pedoman yang jelas mengenai cara
mendapatkan nilai penting suatu dampak.
Pada cara ini, terjadi
fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai. Kadar
subjektivitas evaluasi sangat tinggi, misalnya pejabat Dirjen Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung memberi nilai penting yang
lebih tinggi untuk dampak pada marga satwa dibanding seorang pejabat Dirjen
Perhubungan Udara.
2. Metode Formal
Metode formal dibedakan menjadi dua macam, yaitu metode pembobotan dan metode
ekonomi.
a. Metode
Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan
menggunakan metode yang ditentukan secara eksplisit. Misalnya pada metode
Battelle. Menurut Battelle, lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu
ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial. Masing-masing
kategori terdiri atas komponen. Setiap komponen dibagi dalam indikator dampak.
Selanjutnya masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai
pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0
an 1.
Prosedur pemberian bobotnya adalah sebagai berikut :
1. Dipilih sekelompok orang dan
dijelaskan kepada mereka secara rinci konsep pemberian bobot dan penggunaannya.
2. Dibuat daftar kategori dampak.
Daftar ini dibuat oleh masing-msing orang
secara mandiri berdasarkan urutan tingkat pentingnya suatu kategori.
3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori pertama dalam
daftarnya. Kemudian diminta untuk membuat prakiraan nilai kategori kedua
dibandingkan dengan yang pertama. Prakiraan ini dinyatakan sebagai desimal
antara 0 dan 1.
4.Setiap orang membuat perkiraan yang
serupa untuk berturut-turut kategori ketiga, keempat dan seterusnya.
5. Rata-rata semua individu dihitung.
6. Hasil kelompok ditunjukkan kepada
semua orang.
7. Eksperimen diulang dengan kelompok
orang yang sama.
8.Eksperimen diulang dengan kelompok
orang lain untuk menguji apakah hasilnya dapat direproduksi.
Agar operasi matematik
dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode ini harus menggunakan skala
internal atau skala nisbah (amalgamasi). Tujuan amalgamasi adalah untuk
mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.
Sistem evaluasi
lingkungan Battele juga menghasilkan indeks dampak komposit dengan menjumlahkan
satuan dampak lingkungan. Indeks dampak komposit dinyatakan dengan :
Dk = -
Dengan Dk = indeks dampak komposit
SDLdP = satuan dampak lingkungan dengan proyek
SDLtP = satuan dampak lingkungan tanpa proyek
b.Metode ekonomi
Metode ini mudah
diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Misalnya dampak penurunan
produksi padi. Misalnya jika sekarang ini dampak penurunan produksi padi ialah
3 ton/ha/bahan dan harga padi adalah Rp. 2000/Kg, maka dampak penurunan
produksi tersebut adalah Rp.6000.000 /ha/tahun.
Namun demikian,
penerapan metode ini relatif mengalami banyak kesulitan untuk dampak yang sukar
diukur dengan nilai uang. Cara yang umum
dipakai adalah dengan memberikan harga bayangan (shadow price) mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk
penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional.
Untuk masalah
pencemaran lingkungan, biaya diperlukan untuk pembersihan lingkungan yang
tercemar. Biaya tersebut semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya
tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada prinsipnya, semua
fungsi atau indikator lingkungan dapat diberi harga bayangan. Besarnya harga
bayangan dihargai setara dengan uang yang dibutuhkan untuk mengendalikan
kualitas dan ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami
kerusakan karena kegiatan produksi atau konsumsi pada baku mutu yang ditentukan.
D.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam Amdal, data diperlukan dalam rangka
penyusunan identifikasi dampak, penyajian rona lingkungan, prakiraan
dampak evaluasi dampak hingga
pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL /RPL).
1.
Pertimbangan dalam pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data ada beberapa pertimbangan yang
digunakan untuk memilih teknik
pengumpulan data, antara lain.
a. Macam data yang
harus dikumpulkan
Data yang harus dikumpulkan umumnya dikaitkan dengan
komponen yang terkena dampak. Dalam penelitian Amdal, yang menjadi fokus hanya
komponen yang terkena dampak misalnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar,
kesempatan kerja, tingkat kenyamanan, pola hubungan sosial dan lain-lain.
b.Karakteristik
sumber data
Kareakteristik sumber data meliputi tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, jenis pekerjaan dan lain-lain.
c. Ketersediaan dana, tenaga dan keahlian
2. Proses Pengumpulan Data
Menurut WHO
proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a.
Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah
penelitian.
b. Identifikasi jenis dan besarnya sumber
pencemaran dan limbah dalam daerah tersebut.
c. Tentukan data yang diperlukan dengan
memeriksa faktor pencemaran dan faktor limbah dalam lembaran kerja yang
sesuai.
d. Identifikasi
instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai data yang diperlukan.
e. Uji silang data
yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tentukan ketelitiannya.
f. Jika perlu ubah satuan data yang
dikumpulkan menjadi satuan yang sesuai dengan yang tertera dalam lembaran
kerja.
Adapun beberapa sumber data di Indoensia yang
dapat dipakai untuk mendukung kelengkapan data yang diperlukan dapat dilihat
pada tabel.
Tabel Sumber Data di Indonesia
No.
|
Instantsi
|
Jenis
Data
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Biro Pusat Statistik
Bakorsurtanal
Dinas Topografi Angkatan Darat
LAPAN
Direktoret Volkanologi
Direktorat Sumberdaya Mineral
Puslitbang Geologi
Badan Meteorologi dan Geofisika,
Departemen Perhubungan
Pusat Penelitian Tanah
Dinas Hidrografi Angkatan Laut
Puslitbang Pengairan
|
Data statistik Indonesia
Foto udara, citra
satelit,berbagai jenis peta.
Peta Topografi
Citra Satelit
Peta daerah bahaya Gunung api
Peta Mineral
Peta geologi, Seismotektonik
Peta Tataguna Tanah
Data iklim, peta iklim
Peta Tanah
Peta Hidrografi laut
Data air permukaan
|
3.
Teknik Pengumpul Data
Beberapa
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada studi Amdal antara lain :
a. Kuesionair
Kuasionair
dapat dibagi dalam dua kategori yaitu langsung dan tidak langsung. Kuesionair
secara langsung dilakukan dengan peneliti terjun langsung mewawancarai
responden. Sementara itu kuesionair tidak langsung dilakukan dengan membagikan
kuesionair kepada responden. Jika telah diisi lengkap, kuesionair dikirim
kembali kepada pneliti.
Beberapa
prinsip dalam penyusunan pertanyaan dalam kuesionair antara lain, pertanyaan
harus jelas, diusahakan singkat, jangan mengulang pertanyaan dihindari
penggunaan istilah –sitilah bias, pertanyaan yang tepat dan sebagainya.
Survai
yang dilakukan dengan wawancara yang dipanah dengan kuesionair dapat
menghasilkan data dengan kualitas yang tinggi. Hal ini karena adanya beberapa
kelebihan sebagai berikut :
1. Pewawancara
dapat mengetahui apakah pertanyaanya dapat dipahami oleh mengetahui apakah
pertanyaannya dapat dipahami oleh responden dan apakah jawaban responden
relevan dengan pertanyaan.
2. Pewawancara dapat bertanya lebih lanjut kepada responden dalam
rangka
“ Further
investigation”
3.Kehadiran
pewawancara akan mempercepat
penyelesaian jawaban kuesionair.
b. Wawancara
Tehnik wawancara ada dua macam, yaitu wawancara bebas dan wawancara
dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas umumnya
Dilakukan saat peneliti melakukan peninjauan
ke lapangan. Pada wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara
bebas pada umumnya dilakukan saat peneliti melakuikan peninjauan ke lapangan.
Pada wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan pada prinsipnya pedoman
pertanyaan hanya dilakukan sebagai pedoman untuk menggali informan yang
bersifat umum (masalah banjir, tipe masyarakat lokal, sifat sosial atau jiwa
gotong royong respon terhadap ide-ide baru dan sebagainya).
Pedoman Pertanyaan dapat ditujukan kepada
Pemrakarsa proyek, tokoh masyarakat dan masyarakat secara langsung.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis tentang gejala-gejala yang diamati. Observasi dapat dilakukan
oleh para peneliti secara langsung, yaitu saat melakukan wawancara penulis
dapat melakukan pengamatan tentang lingkungan secara umumdan lingkungan dari
responden yang diwawancarai
Beberapa kelebihan tehnik
Observasi antara lain :
1. Peneliti
dapat memahami kontens tempat proyek dilakukan .
2. Peneliti
dapat memperoleh data atau informasi yang tidak mungkin.
bisa
dihimpun melalui wawancara atau kuestioner.
3.Penulis mampu melihat sesuatu yang
rutin di luar perhatian responden dan
sangat berharga sehingga informasi penelitian.
d. Delphi
Delphi adalah suatu
teknik untuk memperoleh masukan dari para ahli dengan melalui suatu proses
sehingga tercapai suatu kesimpulan tentang sesuatu. Dalam teknik Delphi, para
pakar diminta pendapatnya tentang dampak yang akan terjadi jika suatu usaha
diterapkan . Prosesnya dilakukan berulang-ulang, dengan masing-masing pakar
tidak saling mengetahui pendapatnya masing-masing. Kesimpulan diambil sendiri
oleh penyelenggara Delphi . Teknik Delphi sangat cocok untuk
mengidentifikasikasi dan memproduksi dampak suatu usaha / kegiatan.
e. Diskusi Kelompok Terfokus
Kelompok diskusi
terfokus merupakan teknik penelitian dengan cara menyampaikan responden
menstimulir diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian. Peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat,
aspirasi dan tanggapan secara bebas. Peserta yang berjumlah 5 sampai 6 orang
dipilih yang sehomogen mungkin.
D. Faktor-faktor Penting dalam Amdal
Pelaksanaan Amdal harus
dilakukan secermat mungkin agar nantinya sasaran proyek atau usaha dapat tercepat dan berkelanjutan. Dalam konsep pembangunan
berwawasan lingkungan suatu usaha diharapkan tidaksaja memberikan manfaat,
namun juga dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Dalam pelasanaan Amdal,
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar hasil Amdal bersifat akurat
dan dapat dipercaya. Berdasarkan praktik lapangan, beberapa faktor yang
diperhatikan dalam pelaksanaaan Amdal antara lain :
1. Dalam pengumpulan data harus
dilakukan dengan metode yang tepat,baik meliputi data primer (langsung) maupun
data sekunder. Jenis data yang diperoleh hendaknya bersifat sahih dan dapat
dipercaya (reliabel). Disamping itu data yang disajikan harus relevan dengan
masalah yang dipelajari. Kurang fokusnya data terhadap permasalahan yang timbul
akan mempersulit penggunaan laporan Amdal bagi para perencanaan dan pemrakarsa
pembangunan.
2.
Penyusunan Studi Amdal
Penyusunan Amdal harus dilakukan oleh para ahlu yang
berkompeten. Menurut aturan, dan pedoman penyusunan Amdal, ketua tim penyusun studi Amdal harus bersertifikat
Amdal B, sedangkan anggota penyusun lainnya harus mempunyai keahlian yang sesuai dengan lingkungan studi Amdal
yang akan dilakukan .
3. Rona lingkungan hidup
Penyajian rona lingkungan hidup di wilayah proyek
kegiatan hendaknya dilakukan secara lengkap, cermat dan tepat. Penyajian rona
lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan.
4. Waktu
Penyerahan laporan Amdal hendaknya dilakukan tepat waktu.
Keterlambatan laporan Amdal akan menyebabkan kurang berfungsinya Amdal dalam
memberikan masukan untuk pengambilan keputusan dalam proses perencanaan.
5.
Persyaratan Proyek
Penyertaan Amdal dalam suatu rencana proyek atau usaha
haruslah menjadi bagian intergral izin pelaksanaan proyek. Pernyataan Amdal
dalam suatu rencana proyek akan mempermudah dalam pemantauan lingkungan hidup.
6. Adanya komisi Amdal
yang berkualitas dan berwibawa. Keberadaan komisi Amdal yang berasal dari
pihak pemerintah untuk menjamin
dilaksankannya Amdal sangat diperlukan. Badan Pemerintah tersebut haruslah
mempunyai kewenangan untuk mengawasi
pelaksanaan segala sesuatu yang
telah direkomendasikan dalam laporan Amdal. Bahkan jika terjadi penyimpangan badan pemerintah tersebut harus dapat menegur
atau bahkan dapat memerintahkan penghentian suatu proyek.