BAB I
EKOLOGI
Standar Kompetensi :
Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga
keseimbangan dan AMDAL
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik
diharapkan dapat :
1.
Mengidentifikasi
komponen ekosistem berdasarkan lingkungan sekitar
2.
Mengidentifikasi
komponen biotik dan abiotik berdasarkan fungsinya
3.
Mengidentifikasi
jaring-jaring makanan dalam ekosistem berdasarkan rantai makanan
4.
Mengatasi
masalah dengan menggunakan konsep rantai makanan
5.
Mengidentifikasi
interaksi antar konponen biotik dalam bentuk mutualisme, komensalisme, dan
parasitisme melalui kegiatan penelitian di lapangan
6.
Menjelaskan
peran komponen biotik dan abiotik berdasarkan data hasil praktikum
Pada saat
kamu berada di halaman sekolah atau kebun sekolah atau tempat lain, cobalah
kamu berperan sebagai ilmuwan dengan mengamati segala sesuatu yang ada
disekitarmu. Apa sajakah yang dapat kamu lihat ? Makhluk hidup apa saja yang
kamu dapatkan ? Benda mati apa saja yang kamu dapatkan ? Bagaimanakah hubungan
interaksi antara makhlu hidup dengan benda mati ? Halaman sekolah, kebun
sekolah, sawah, hutan, danau, akuarium,
dan tampat-tempat lain dengan segala komponen di dalamnya adalah merupakan
komponen ekosistem. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem ? Dalam kompetensi
dasar ini kamu akan mempelajari apakah ekosistem itu ? Dan bagaimana interaksi
antar komponen tersebut ?
A. Pengertian dan Peranan Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang merupakan cabang dari biologi
yang mengkaji interaksi antara unsur-unsur lingkungan di alam dengan pendekatan tertentu. Pelopor
ilmu ekologi adalah seorang ahli biologi
dari Jerman yang bernama Ernst Haekel
(1866). Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah, dan logos
yang berarti ilmu. Sehingga secara
harfiah, ekologi berarti ilmu tentang makhluk
hidup dalam rumahnya. Secara sederhana, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan merupakan suatu kesatuan fungsi, sehingga
antara komponen satu dengan komponen lainnya saling interaksi membentuk sistem,
yang disebut ekosistem. Jadi obyek
ekologi adalah ekosistem.
Hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya tidak dapat dilepaskan
dengan usaha makhluk hidup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, dan menjaga kelestarian jenisnya. Hubungan timbal balik antar makhluk hidup dapat berbentuk interaksi
antarindividu, antarpopulasi, maupun antar- kuminitas. Akibatnya terjadi adanya saling
ketergantungan antar makhluk hidup dalam
suatu lingkungan.
Individu adalah
sebutan untuk makhluk hidup tunggal yang memiliki proses hidup
sendiri. Populasi merupakan kumpulan individu yang sejenis dalam tempat/areal,
dan waktu tertentu. Populasi bersifat dinamis, ukuran dinamisasi populasi
adalah tingkat kepadatan populasi. Kepadatan
populasi di definisikan sebagai jumlah individu sejenis per satuan luas
(volume) pada waktu tertentu. Perubahan kepadatan populasi dipengaruhi oleh
peristiwa tingkat kelahiran (natalitas); tingkat kematian (mortalitas),
perpindahan individu (migrasi).
Komunitas
merupakan kumpulan beberapa populasi
yang hidup bersama, yang saling berinteraksi dalam habitat tertentu. Di
dalam kominitas, setiap jenis organisme mempunyai tugas dan fungsi tertentu. Fungsi
hidup suatu organisme di dalam komunitas disebut nisia atau nise. Kesatuan ekosistem yang ada di alam semesta
disebut biosfer. Biosfer mencakup seluruh organisme dan lingkungan yang
berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi (siklus energi)
dan daur ulang materi (siklus materi). Di dalam siklus materi dan energi,
matahari sebagai sumber pertama energinya.
Ekologi semakin
dirasakan manfaatnya setelah terjadi ketimpangan akibat perilaku manusia yang
cenderung merusak lingkungan. Pembakaran hutan, penebangan hutan, pembuangan
limbah sembarangan, paracunan,
penggunaan pestisida dan pupuk kimia, adalah contoh perbuatan manusia yang
berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampak biologis yang paling nyata adalah
ketika pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida atau racun kimia. Racun
kimia tidak hanya membunuh hama tetapi juga membunuh hewan yang bermanfaat.
Oleh karena itu, ekologi berusaha bagaimana mengendalikan makhluk hidup dengan menggunakan makhluk hidup lain yang bersifat parasit atau
predatornya.
Manfaat ekologi lainnya
adalah diterapkannya pembangunan berwawasan lingkungan. Di mana setiap proyek
pembangunan harus melibatkan aspek ekologi dalam pengambilan keputusannya.
Wujudnya adalah adanya ANDAL atau AMDAL.
Kegiatan
1
Pada saat kamu berada di halaman sekolah atau
kebun sekolah atau tempat lain, cobalah kamu berperan sebagai ilmuwan dengan
mengamati segala sesuatu yang ada disekitarmu. Apa sajakah yang dapat kamu
lihat ? Makhluk hidup apa saja yang kamu dapatkan ? Benda mati apa saja yang
kamu dapatkan ? Bagaimanakah hubungan interaksi antara makhlu hidup dengan
benda mati ? Halaman sekolah, kebun sekolah , sawah, , hutan, danau, akuarium, dan
tampat-tempat lain dengan segala komponen di dalamnya adalah merupakan komponen
ekosistem. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem ? Dalam kompetensi dasar ini
kamu akan mempelajari apakah ekosistem itu ? Dan bagaimana interaksi antar
komponen tersebut ?
Masalah :
Bagaimanakah upaya kamu untuk memahami tentang ekosistem ?
Aktivitas :
1.
Bentuklah
kelompok kerja, dalam 1 kelompok terdiri atas 4 anggota !
2.
Siapkanlah
kuadran yang berukuran 1 m x 1 m atau pasak 4 buah dan tali rafia ± 5 m !
3.
Pilihlah
lingkungan kecil di sekolahmu, bisa di halaman, kebun atau tempat lain !
4.
Lemparkan
kuadran di tempat yang kamu pilih atau buatlah pembatas berupa bujura sangkar (
1m x 1m ) menggunakan pasak dan tali rafia !
5.
Amatilah
dengan teliti dan catatlah segala sesuatu yang terdapat dalam kuadran baik
makhluk hidup maupun benda mati !
6.
Kelompokkanlah
apa yang telah kamu dapatkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok makhluk hidup
dan benda mati !
Aplikasi : Diskusikanlah
permasalahan-permasalahan berikut ini !
1.
Makhluk
hidup dan benda mati apa sajakah yang terdapat dalam kuadranmu ?
2.
Ambillah
beberapa contoh makhluk hidup dan benda mati yang ada dalam kuadranmu untuk
menjelaskan hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup lainnya dan antara benda mati.
3.
Jika
daerah dalam kuadran itu merupakan ekosistem, jelaskan pendapatmu tentang
ekosistem!
Kegiatan 2
A.
Tujuan
Apakah ekosistem harus mencakup daerah yang
luas ?
Mungkinlah bisa di bentuk ekosistem dalam
daerah yang sempit ?
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan di
atas, buatlah ekosistem dalam stoples !
B.
Apa
yang diperlukan ?
1.
Stoples
kaca ukuran sedang
2.
Pasir
secukupnya
3.
Kerikil
akuarium
4.
Penggaris
5.
Air
6.
Hyrilla
7.
Ikan
hias kecil
8.
Makanan
Ikan
C.
Apa
yang dilakukan ?
1.
Cucilah
stoples dengan air hingga bersih !
2.
Tuangkanlah
pasir ke dlam stoples dengan ketebalan ± 5 cm dari dasar stoples !
3.
Isilah
stoples dengan air smpai ± 5 cm di bawah permukaan stoples, biarkan terbuka selama
2 hari, jaga volume air dengan menambahkan air untuk mengganti air yang
menguap!
4.
Masukkanlah
kerikil akuarium dengan ketebalan ± 2 cm dari permukaan pasir!
5.
Masukkanlah
Hydrila secukupnya ke dalam stoples yang
sudah diberi air!
6.
Masukkanlah 3 ekor ikan hias berukuran kecil ke dalam
stoples tersebut !
7.
Berikanlah
makanan ikan secukupnya setiap hari !
8.
letakkanlah
aquarium stoples di tempat yang terkena cahaya matahari !
9.
Sekarang
kamu telah membuat ekosistem. Amatilah ekosistemmu setiap hari dan catatlah
hasil pengamatanmu dengan teliti baik tentang mankhluk hidup maupun benda mati
!
10. Diskusikanlah permasalahan-permasalaan yang
tersedia dengan teman kelompokmu!
D.
Permasalahan
dan Diskusi
1.
Makhluk
hidup apa sajakah yang kamu temukan dalam ekosistemmu!
2.
Benda
mati apa sajakah yang kamu temukan dalam ekosistemmu!
3.
bagaimanakah
pendapatmu tentang hubungan interaksi antara ikan dengan Hydrilla, sehingga
kedua makhluk hidup tersebut bisa bertahan hidup!
4.
Jelaskan
hubungan interaksi antara makhluk hidup dengan benda mati yang terdapat dalam
ekosistemmu, sehingga ekosistemu bisa berjalan dengan baik.
5.
Bagaimana
pendapatmu jika akuarium stoplesmu dipindahkan ke tempat yang tidak terkena
cahaya matahari ? jelaskan!
B.
Komponen ekosistem
Setiap
ekosistem memiliki dua komponen pokok yaitu
komponen biotik (makhluk hidup) dan kompnen
abiotik (benda mati).
Komponen biotik terdiri
dari kumpulan makhluk hidup seperti
tumbuhan, hewan, dan jasad renik (mikro) yang bersifat parasit maupun saprofit.
Komponen abiotik terdiri kumpulan makhluk tak hidup atau benda mati antara
lain tanah, udara, angin, keadaan suhu/temperatur, kelembaban, udara, air,
kadar garam (salinitas), keasaman (pH), tofografi (keadaan muka bumi), dan
cahaya matahari.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi tanah, air, udara, suhu, cahaya, iklim,
topografi, dan hasil interaksi komponen abiotik itu, seperti curah hujan,
kelembaban, angin, gaya gravitasi, dll.
Tanah. Tanah
merupakan tempat hidup seluruh kehidupan. Sebagian besar zat penyusun tubuh
makhluk hidup berasal dari tanah. Oleh
sebab itu tak mungkin ada kehidupan tanpa adanya tanah. Tanah yang subur yang mampu menyediakan
kebutuhan organisme (tumbuhan). Tanah secara fisik dan kimiawi merupakan hasil
proses destruksi dan konstruksi berbagai komponen lingkungan, seperti batuan
dan bahan organik. Pembusukan dan pelapukan merupakan contoh proses destruksi,
pembentukan mineral baru merupakan hasil proses konstruksi.
Air. Air
juga merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk hidup. Keberadaan air di permukaan bumi yang
tidak seragam telah menuntut adaptasi makhluk
hidup yang ada. Akibatnya munculkan keanekaragaman makhluk hidup ditilik dari hubungannya dengan
kebutuhan akan air. Seberapa jauh organisme dapat membebaskan diri dari
ketergantungan air, tergantung pada
kebutuhan dan kemampuannya menghemat air dalam keadaan tertentu. Organisme
yang hidup dalam habitat yang kering pada umumnya memiliki cara penghematan
air.
Udara.
Udara merupakan komponen penyusun atmosfer bumi. Selain sebagai selimut bumi,
atmosfer juga sebagai sumber unsur tertentu yang berwujud gas. Udara yang
berada di dalam tanah juga sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dengan demikian komposisi udara di
atmorfer dan di dalam tanah sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup.
Cahaya dan suhu. Cahaya matahari merupakan komponen abiotik utama yang
berguna sebagai sumber energi primer bagi kehidupan. Terutama bagi tumbuhan dan
makhluk hidup autotrof lainnya, untuk berfotosintesis.
Tidak semua spektrum sinar matahari berguna untuk fotosintesis (hanya merah,
nila, dan biru). Penyebaran cahaya di permukaan bumi juga tidak merata.
Penyusupan cahaya ke dalam air juga terbatas. Oleh karena itu setiap
organisme mempunyai cara untuk
beradaptasi terhadap unsur cahaya ini. Faktor cahaya juga berkaitan dengan
faktor suhu. Makhluk hidup memiliki suhu
optimum tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Karena reaksi kimia dalam tubuh
organisme dipengaruhi oleh kuantitas suhu lingkungan. Sempitnya sebaran suhu
yang memungkinkan proses biokimia dapat berlangsung secara efisien, menunjukkan
bahwa organisme di manapun mereka hidup, berkepentingan untuk melawan atau
menghindari suhu lingkungan yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
Kelembaban. Kelembaban adalah kadar air yang terdapat di udara. Kelembaban berpengaruh
pada proses penguapan air dari permukaan tubuh makhluk hidup. Laju penguapan perpengaruh pada
ketersediaan air di dalam tubuh makhluk
hidup. Setiap makhluk hidup
mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap lingkungan yang berkelembaban
berbeda-beda. Kelembaban penting karena dapat mempengaruhi kecepatan penguapan
air dari permukaan tubuh organisme yang selanjutnya mempengaruhi kemampuannya
untuk bertahan terhadap kekeringan.
Arus angin. Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan suhu
antara tempat-tempat itu. Kekuatan angin akan berpengaruh terhadap karakter
tumbuhan. Daerah yang biasa dengan angin yang kuat, hanya bisa ditempati oleh
tumbuhan yang liat dan berakar kuat. Angin juga merupakan alat penyebaran biji
dan spora.
Arus air.
Teristimewa dalam sungai atau aliran air lainnya. Hanya hewan yang dapat
berenang atau dapat menghindar dari arus deras dapat bertahan. Sebab itu, hewan
tak dapat berenang biasanya hidup di batu-batuan atau dalam lubang-lubang pada
tebing sungai. Tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan berarus kuat biasanya menempelkan tubuhnya
pada media dengan akar yang kuat.
Sedangkan yang hidup di perairan yang tenang ada yang mengapung, melayang
dengan alat tubuh teretentu.
Salinitas.
Kepentingan salinitas dapat dilihat secara tajam pada spesies laut dan air
tawar. Salinitas juga mempengaruhi
destribusi hewan-hewan di daerah pasang surut atau pertemuan sungai dan laut.
Hewan-hewan di sini memiliki kemampuan adaptasi fisiologi atau adaptasi tingkah
laku untuk bertahan terhadap turun naiknya (fluktuasi) salinitas harian yang
mengikuti irama pasang surutnya air laut.
Ombak. Ini
terutama berpengaruh terhadap makhluk
hidup yang hidup dalam daerah
yang banyak gelombang. Untuk bertahan terhadap gempuran ombah sewaktu-waktu perlu kemampuan adaptasi khusus, misalnya kemampuan
mencengkeram tempat tumbuh atau
kedudukannya seperti binatang karang, anemon laut, udang pantai penggali pasir, penempelan pada karang seperti Fucus dan
Laminaria.
Derajat
keasaman (pH). PH pada habitat
makhluk hidup sangat berpengaruh pada
jenis makhluk hidup yang ada. Setiap
makhluk hidup membutuhkan kondisi pH
optimal yang berbeda-beda. Perubahan pH pada habitat akan menimbulkan respon
tertentu dari makhluk hidup. Beberapa
tanaman dapat bertahan hidup dalam
keadaan asam, lainnya dalam kondisi netral
atau lebih bersifat basa. Umumnya tanaman peka terhadap perubahan pH.
Iklim. Iklim
merupakan hasil interaksi komponen kelembaban udara, suhu, curah hujan
dll. Iklim berkaitan dengan tingkat
kesuburan tanah, kadar air, kadar garam laut, arus air, ombak dll. Makhluk
hidup membutuhkan adaptasi fisiologis dan adaptasi tingkah laku tertentu
di dalam merespon perubahan iklim. Hubungan antara iklim, tanah dan tumbuhan
disajikan dalam giagram berikut ini.
Topografi.
Topografi adalah kombinasi antara posisi lintang suatu tempat dipermukaan bumi
(latitude) serta tinggi rendahnnya ditinjau dari
permukaan laut (altitude). Topografi
memiliki pengaruh besar terhadap iklim
dan penyebaran makhluk hidup. Dengan
memperhatikan distribusi makhluk
hidup, kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan, misalnya pada
sungai bagian pinggir dan tengahnya, di atas dan di bawah batu, tembok sebelah
timur dan tembok sebelah barat rumah. Barangkali ini dapat dijelaskan dari
adanya perbedaan pencahayaan, suhu, kelembaban, oleh perbedaan letak atau
topografi. Topografi skala kecil ini dapat menggambarkan distribusi organisme
dalam skala besar, yaitu pemisahan geografis.
Latar belakang. Latar belakang suatu makhluk hidup
akan memberikan pengaruh yang besar terhadap penyesuaian diri terhadap
lingkungannya atau adaptasi, yang meliputi adaptasi morfologi, adaptasi tingkah
laku, maupun adaptasi fisiologi. Bentuk dan warna organisme yang dapat
terkamuflase bila dipandang terhadap
latar belakang tertentu, terkait juga pola distribusi organisme tersebut.
Misalnya bunglon, belalang, burung puyuh, zebra, dll.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk
hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan
jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Atau
bedasarkan ukurannya digolongkan menjadi
mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang
mempunyai pengaruh ekologi terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan
dan melipatkan atau mempercepat
penyebaran hewan dan tumbuhan. Sebagai contoh penyebaran enceng gondok di
Indonesia ke Thailand yang semula sebagai tanaman hias sekarang menjadi gulma,
keong emas yang semula menjadi hiasan di kolam atau sebagai sumber protein
hewani tambahan sekarang menjadi hama padi.
Setiap makhluk hidup hanya dapat
hidup dan berkembang baik pada lingkungan
yang cocok, yang disebut habitat. Di tempat yang sesuai itulah makhluk hidup
akan berkembang, menyebar dan migrasi untuk mencari tempat lain yang kondisinya
sama dengan kondisi di mana nenek moyangnya berada.
Di dalam ekosistem, setiap organisme
mempunyai fungsi, tugas tertentu (sebagai nisia). Oleh karena itu komponen biotik ekosistem
dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi. Secara garis besar ada empat nisia,
yaitu:
a.
|
b.
|
c. Dekomposer. Dekomposer disebut juga perombak (pengurai), yakni
organisme yang bertugas merombak sisa-sisa organisme lain untuk memperoleh
makannnya. Adanya perombak ini
memungkinkan zat-zat organik terurai dan mengalami daur ulang kembali menjadi hara. Yang termasuk kelompok
perombak adalah bakteri dan jamur.
d. Detritivora,
yakni organisme yang memakan
partikel-partikel organik (detritus). Detritus
merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk. Yang termasuk
golongan ini adalah cacing tanah, siput, lipan, keluwing, teripang, dll.
Berdasarkan fungsinya komponen biotik dalam
ekosistem biasanya dibedakan menjadi tiga macam saja, yaitu produsen, konsumen,
dan pengurai (dekomposer dan detritivora). Ketiga macam komponen biotik
tersebut walaupun fungsi atau peranannya berbeda namun dalam ekosistem terjadi
hubungan saling ketergantungan baik seara langsung maupun tidak langsung.
Perhatikan gambar di samping ini! jika
anak panah menunjukkan arah perpindahan energi atau zat makanan, coba kamu jelaskan
hubungan saling ketergantungan di antara komponen biotik tersebut!
Perpindahan energi atau zat makanan dari
komponen biotik yang satu ke komponen biotik yang lain terjadi melalui
peristiwa makan dan dimakan. Dalam ekosistem peristiwa makan dan dimakan di
antara komponen biotik akan membentuk rantai
makanan dan jaring-jaring makanan.
Komponen abiotik suatu ekosistem pada
dasarnya terbagi atas tanah/air, dan iklim. Tanah dan air mengandung campuran zat
makanan anorgank dan organik. Batuan yang menjadi bagian dan bahan dasar
terbentuknya tanah memberi saham pada sifat tanah. Iklim termasuk
variabel-variabelnya seperti cahaya, suhu, air merupakan faktor penting sebagai
penentu tipe-tipe organisme yang dapat tumbuh hidup dalam ekosistem tertentu.
dalam ekosistem akuatik (perairan) salinitas merupakan variabel utama lainnya.
Arus energi
dan daur hara (materi) dalam ekosistem
Energi memasuki komponen biotik suatu
ekosistem melalui produsen. Kecepatan penyimpanan energi oleh produsen dalam
bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan disebut
produksi primer, sedangkan produksi sebagai hasil organisme heterotrofik disebut produksi sekunder.
Tugas:
1). Apa yang dimaksud dengan nicia?
2). Dalam hal apa individu-individu tanaman bersaing bila
tumbuh berdekatan?
3). Manfaat apa yang diperoleh dari mempelajari interaksi
antar individu dalam komunitas?
4). Dalam hal apa
kelembaban udara berpengaruh terhadap kehidupan organisme?
5). Buatkan diagram
bentuk hubungan antar komponen ekosistem yang terdapat di tempat tinggalmu!
C.
Macam -Macam Ekosistem
Bahwa kelompok
organisme dalam komponen biotik keseluruhannya merupakan komunitas dalam
ekosistem itu. Di Indonesia terdapat
empat kelompok ekosistem utama, yaitu:
1. Ekosistem Perairan
Ekosistem
perairan dibedakan menjadi ekosistem laut, ekosistem pantai dan ekosistem air
tawar.
Ekosistem laut atau bahari merupakan areal
paling luas di antara ekosistem-ekosistem
utama lainnya (2/3 bagian bumi
atau sekitar 361 juta km persegi).
Berdasar intensitas cahaya matahari, habitat laut
dibagi menjadi:
a) Daerah fotik,
yaitu daerah yang cukup mendapat intensitas cahaya.
b) Daerah afotik,
yaitu daerah yang kurang / tidak mendapat cahaya. Ekosistem laut yang tidak terjangkau oleh sinar
matahari, karenanya dalam ekosistem ini tidak ada organisme produsen yang fotoautotrof.
Karena pada ekosistem laut dalam tidak ada produsen fotoautotrof, maka
komunitas yang ada adalah hewan pemakan sampah (saprovora), karnivora, dan
detritivora.
c) Daerah batas antara fotik
dan afotik disebut daerah termoklin. Pada daerah ini kedua air
tidak bisa bercampur karena perbedaan berat jenisnya. Berat jenis air di daerah fotik lebih kecil dari pada daerah afotik.
Secara horisontal (mendatar) habitat laut dibagi menjadi :
a) Neuritik; yaitu habitat laut yang dimulai dari tepi pantai sampai
di daerah laut dengan kedalaman 200 meter.
b) Oceanik, yaitu habitat laut dari kedalaman 200-10.000 meter
Secara vertikal (berdasar kedalaman) habitat laut dibagi
menjadi :
a) Litoral, yaitu daerah pasang-surut.
b) Substrat
litoral, yaitu mulai dari
batas litoral terdalam sampai kedalaman 200 m.
c) Bathyal, yaitu daerah dengan kedalaman laut dari 200-4.000 meter.
d) Abysal, yaitu daerah dengan kedalaman laut berkisar 4.000-6.000
meter.
e) Hadal, yaitu daerah dengan kedalaman laut dari 6000-10.000
meter.
Organisme di laut terdiri atas:
a) Plankton, yaitu organisme yang terapung dalam air, berukuran
mikro, dan bersifat pasif. Contohnya berbagai jenis protozoa dan crustacea.
b) Nekton, yaitu organisme yang bergerak secara bebas / aktif.
c) Bentos, yaitu organisme yang hidup di dasar laut.
Ekosistem pantai disebut juga ekosistem pantai pasir dangkal.
Cirinya adalah daerahnya terbuka, jauh dari pengaruh air sungai besar atau
terdapat di antara dua dinding batu terjal. Ekosistem pantai pasir dangkal
banyak terdapat di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Vegetasi
yang dominan adalah rumput laut dan ganggang. Ekosistem ini masih dikelompokkan
menjadi; ekosistem terumbu karang; ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai
lumpur.
Sifat tumbuhan
pada ekosistem pantai:
a) Menjalar dengan geragih yang panjang.
b) Berakar besar dan panjang.
c) Akarnya termasuk akar
tunjang (akar rawa)
d) Memiliki formasi tertentu yaitu :
1) Formasi Pes-caprae
yaitu formasi dengan dominasi tumbuhan telapak kambing (Ipomea pes-caprae) dan diselingi rumput angin (Spinifex littoreus).
2) Formasi Baringtonia,
yaitu formasi dengan dominasi tumbuhan keben atau butun (Baringtonia) dan ketapang (Terminalia)
serta diselingi oleh pandan pantai (Pandanus
tectorius) dan bakung pantai (Crinum
asiaticum).
3) Formasi Bakung, terdapat di daerah pasang surut dengan
lingkungan yang kekurangan oksigen. Tumbuhan yang mampu hidup antara lain;
bakau (Rhizopora mucronata), nyirih (Xylocarpus granatum), tanjang (Bauguiera gymnohiza), tinggi (Ceriops candaleana).
Yang termasuk ekosistem
air tawar adalah sungai, kolam, danau, rawa. Ciri-cirinya air tawar; kadar garam (salinitas) rendah, ada aliran
air, dipengaruhi iklim dan cuaca, sebagai perantara habitat laut dan habitat darat. Tumbuhan yang hidup berupa enceng gondok (Eichlornia crassipes), semanggi (Marsilea crenata), paku sampan (Salvinia natans) dan berbagai jenis alga.
2. Ekosistem Darat Alami
Ekosistem darat alami terbagi dalam Gurun,
Padang Rumput, Taiga, Tundra, Hutan.
a. Gurun
terdapat di daerah tropik dan berbatasan dengan padang rumput. Kebanyakan di bumi belahan utara, dan
sebagian kecil di wilayah benua Australia.
Ciri-ciri ekosistem gurun:
·
Hujan tidak
teratur dengan curah hujan rendah < 25 cm/tahun.
·
Pancaran sinar
matahari sangat tinggi, dengan suhu mencapai 40oC
·
Perbedaan suhu
siang dan malam sangat tinggi
·
Terik dan gersang,
penguapan tinggi.
Jenis Tumbuhan :
·
Tumbuhan semusim
berukuran kecil, pendek tetapi bijinya tahan lama.
·
Tumbuhan menahun
golongan Xerophyta dengan ciri
berdaun seperti duri, berakar panjang, batang berspons dan dapat menyimpan air. Contohnya : berbagai jenis Kaktus
Jenis Hewan yang ada umumnya bertubuh kecil, hidup
dilubang, dan keluar mencari makan pada pagi atau malam hari. Contohnya; Onta,
Rodentia (binatang pengerat), ular, kadal, serangga, dan laba-laba.
b. Padang Rumput
Terdapat pada daerah tropika sampai substrat tropika yang
beriklim sedang. Berdasar tumbuhannya dibagi menjadi Sabana
dan Stepa. Sabana merupakan daerah
padang rumput yang diselingi tumbuhan besar. Stepa merupakan padang rumput yang ditumbuhi oleh rumput yang khas.
Ciri-ciri ekosistem padang rumput:
·
Hujan turun tidak
teratur dengan curah sedang (25-50 cm/tahun)
Jenis Tumbuhan :
·
Daerah basah,
golongan rumput-rumputan yang dapat
mencapai ketinggian 3 m. Contohnya Indian
grasses, Bluestem.
·
Daerah kering, golongan rumput pendek misalnya Grama dan Buffalo grasses.
Jenis hewan :
·
Golongan herbivora bertubuh besar; Bison di
Amerika, Zebra di Afrika, Kanguru di Australia.
·
Golongan karnivora;
singa, anjing liar.
·
Hewan kecil ;
Rodentia, ular, belalang dan berbagai jenis burung.
c. Taiga
Terdapat di belahan bumi sebelah utara, berbatasan dengan
kutup, dan biasanya hanya memiliki satu spesies pohon. Jenis tumbuhan yang ada
misalnya; Spuce (Picea), Alder (Alnus),
Birch (Betula), Juniper (Juniperus). Jenis hewannya ; Moose (Muskox), Beruang hitam, Ajag dan Marten.
d. Tundra
Terdapat
di lingkaran kutub utara, beriklim kutub yang ditandai dengan musim dingin, dan
gelap yang panjang, musim panas yang panjang dan terang yang terus menerus. Tumbuhan yang
ada kebanyakan jenis lumut Spaghnum
dari klas Musci (lumut daun) dan Lichenes (lumut kerak). Tundra disebut juga padang lumut. Jenis
hewan; umumnya berbulu atau berambut tebal dan berwarna putih. Contohnya
Raider, Walrus, Seal dan Pinguin.
e. Hutan
Hutan
merupakan tempat tumbuh pohon-pohonan
atau kayu-kayuan atau semak-semak,
secara alami dan tak teratur dengan areal yang angat luas. Berdasar letaknya
ada hutan gugur dan hutan tropis. Hutan gugur terdapat di daerah iklim sedang, dengan curah hujan
75-100 cm/tahun dan memiliki 4 musim ( semi, panas, gugur, dingin). Tumbuhan
yang ada bersifat tropofit, tumbuh tidak rapat, dan terdiri dari tanaman sejenis. Contohnya; maple (Acer campestre), sycamore (Acer pseudoplanatus), oak (Quercus sp). Jenis hewannya ; serigala, rusa, beruang, rubah,
bajing, dan burung pelatuk.
·
Hutan tropis atau hutan hujan tropis terdapat
di daerah di mana hujan turun hampir setiap hari dan hawa panas yang sepanjang
tahun, misalnya di daerah Amerika selatan, Afrika dan Asia tenggara.
·
Tumbuhan di hutan
hujan tropis dibagi dalam dua kelompok besar yaitu jenis autotropik dan heterotropik.
1). Tumbuhan autotropik adalah tumbuhan yang mampu
menghasilkan makanan sendiri. Tumbuhan kelompok ini terdiri dari jenis :
a) Epifit yaitu menempel pada tanaman lain untuk mendapatkan
cahaya matahari dan air. Contohnya anggrek (Dendrobium
hasseltii), Pakis sarang burung (Asplenium
nidus) dan lumut (Polydrichum sp).
b) Memanjat, yaitu akar tanaman berada di tanah tetapi untuk
menopang batangnya yang lemah harus memanjat pada pohon yang lain. Contohnya
panili (Vaniela planifolia) dan rotan
(Calamus sp).
c) Mencekik yaitu, mula-mula sebagai epifit pada tumbuhan lain, pada akhirnya akan membelit / mencekik
tanaman inang. Contohnya beringin (Ficus
sp).
2). Tumbuhan heterotropik adalah tumbuhan yang tidak
dapat membuat makanan sendiri. Tumbuhan
kelompok ini terdiri dari jenis :
a) Saprofit (pengurai), yaitu tumbuhan
yang mendapat makanan dengan cara menguraikan
tumbuhan atau hewan yang telah mati. Contohnya anggrek (Galeola javanica) dan beberapa jenis jamur.
b) Parasit, yaitu tumbuhan yang mendapat makanan dengan cara
menghisap makanan tumbuhan lain.
Contohnya benalu (Cuscuta sp), Daflesia, Balanophora, Korthalsella.
c) Berkantung, yaitu tumbuhan yang mendapat makanan dengan menjebak
hewan pada kantung yang dimilikinya. Contohnya kantung semar (Nephentes gymnamphora).
d) Mirmekofil (tumbuhan penyayang semut) yaitu tumbuhan yang
memanfaatkan semut yang tinggal pada
lekukan batang, ranting atau umbi akarnya untuk mendapatkan makanan dari sisa makanan / kotoran semut.
Contohnya Mimercodia sp.
·
Hewan yang hidup
di hutan hujan tropis sangat lengkap dari yang kecil sampai yang besar.
Contohnya : Kubung pelanduk (Cynochepalus
variegatus), Ular terbang (Chrysopelea
paradisi), Kalong besar (Pteropus
vampyrus), Orang hutan (Pongo
pygmaxus), Macan tutul (Panthera
pardus), Trenggiling (Manis javanica),
Bunglon (Calotes jubatus), Kukang ( Nycticebus coucang), Kancil (Tragulus javanica), Gajah (Elephas maximua), Kasuari (Casuarius casuarius), Harimau (Panthera tigris), Badak jawa (Rhinoceros sondaicus), dan lain-lain.
Ekosistem darat
alami di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan tiga bentuk vegetasi utama
yang penting, yaitu 1). vegetasi dataran rendah (pamah); 2). vegetasi dataran
tinggi (pegunungan); 3). vegetasi monsum (gunung).
Daerah yang
dikategorikan dataran rendah adalah yang
memiliki ketinggian 0-1000 m dari permukaan laut (dpl). Di Indonesia dataran
rendah merupakan ekosistem terbesar di antara ekosistem darat alami. Vegetasi
dataran rendah dibedakan menjadi hutan bakau;
hutan rawa air tawar; hutan tepi sungai; hutan sagu dan hutan rawa
gambut.
Daerah dataran
tinggi adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500m dpl. Ketinggian suatu
daerah erat kaitannya dengan iklim suatu
daerah. Iklim suatu daerah sangat menentukan distribusi curah hujan, yang pada
akhirnya akan menentukan vegetasinya. Makin tinggi suatu daerah makin rendah
curah hujannya. Komunias vegetasi di daerah pegunungan antara lain tumbuhan
paku-pakuan, tumbuhan bunga, tumbuhan membelit, serta tumbuhan lumut.
Vegetasi monsun
adalah komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim. Hutan ini
memiliki pergantian antara musim kemarau
dan musim penghujan silih berganti. Ciri khas vegetasinya adalah
menggugurkan daunnya pada musim kemarau, dan tumbuh pada musim penghujan.
3. Ekosistem Suksesi
|
Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem
yang berkembang pada bekas lahan yang benar-benar komunitasnya musnah, misalnya
pada lahan bekas lahar gunung meletus, tanah longsor, tanah papasan, maupun
tanah yang dibuat jalan. Misalnya pada lahan sekitar gunung Krakatau setelah
meletus. Dahulu (150-an tahun yang lalu0 berupa daerah bebas komunitas,
sekarang menjadi hutan belantara lagi
Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem suksesi yang berasal dari ekosistem
yang rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru. Pada saat mengalami
kerusakan masih terdapat beberapa komunitas yang hidup. Misalnya lahan bekas
pembabatan hutan, pembakaran hutan atau ladang berpindah.
Tugas individu:
Carilah di daerah sekitarmu adakah ekosistem jenis
suksesi ini? Apa penyebab terjadinya suksesi dan jenis organisme apa saja yang
ada sekarang?
4. Ekosistem Buatan
Ada beberapa ekosistem
yang dihasilkan dari kegiatan manusia ketika melakukan usaha memenuhi
kebutuhannya.
a.
|
b. Hutan
tanaman. Yaitu hutan yang
vegetasinya dibudidayakan manusia. Hutan ini banyak dikembangkan di Jawa dan
sebagian Sumatera. Biasanya yang dikembangkan adalah tanaman industri sehingga
sering disebut hutan tanaman industri.
c. Agroekosistem. Adalah ekosistem yang terjadi di daerah pertanian,
seperti sawah tadah hujan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan
buah-buahan, dan pertanian terpadu.
Daftar Istilah Penting
Abiotik
:
Komponen ekosistem yang terdiri atas benda mati
Autrotrof :
Makhluk hidup yang dapat membentuk zat makanan sendiri
Biosfer
:
Bagian bumi yang merupakan tempat hidup makhluk hidup
Biotik
:
komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup
Dekomposer :
yang berfungsi sebagai pengurai sisa makhluk hidup
Detritivora :
organisme yang memakan
partikel-partikel organik (detritus).
Detritus :
merupakan hancuran jaringan hewan
atau tumbuhan yang melapuk.
Ekologi
:
Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dengan lingkungannya
Ekosistem : Kesatuan interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem
yang berkembang pada bekas lahan yang benar-benar komunitasnya musnah
Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem suksesi yang berasal dari ekosistem
yang rusak total tetapi tidak terbentuk substrat baru
Fotoautotrof :
makhluk hidup yang mampu membuat
makanannya sendiri dengan bantuan cahaya.
Heterotrof :
Makhluk hidup yang tidak dapat membentuk zat makanan sendiri
Iklim : merupakan hasil
interaksi komponen kelembaban udara, suhu, curah hujan dll.
Lingkungan
:
tempat hidup beserta segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya.
Nisia/ relung : Peran makhluk hidup dalam ekosistem
Populasi
:
sekumpulan individu sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu
Produsen
:
Makhluk hidup yang berfungsi sebagai penghasil bahan organik (zat makanan)
Sabana : merupakan daerah padang rumput yang diselingi tumbuhan
besar.
Stepa :merupakan padang rumput
yang ditumbuhi oleh rumput yang khas
Topografi :
adalah kombinasi antara posisi
lintang suatu tempat dipermukaan bumi (latitude) serta tinggi rendahnnya ditinjau dari
permukaan laut (altitude).